feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

Search Here

Google
 

Baltimore Port Ajak Aceh Bentuk Pelabuhan Kembar

Katagori : , ,

Baltimore Port Administration (MPA) - Maryland

MARYLAND - Maryland Port Administration (MPA), sebagai pengelola Pelabuhan Port di Kota Baltimore, Maryland, Amerika Serikat (AS), mengajak pengelola pelabuhan di Aceh untuk membentuk sister port (pelabuhan kembar) dengan Baltimore Port.

Gagasan itu dilontarkan Cynthia M Burman, Manajer Pengembangan Spesial Bisnis Kargo dan Layanan Pelanggan Maryland Port Administration saat bertemu dengan rombongan Kadin Aceh dan Investor Outrech Office (IOO) Banda Aceh, dengan MPA di kantor pusatnya, kompleks World Trade Center, Baltimore.

Diskusi itu berlangsung Sabtu, (15/9) pagi, sekitar Minggu malam WIB. Rombongan Kadin dan IOO kali ini didampingi Iskandarsyah Bakri, putra Aceh yang bekerja di World Bank, Washington DC, menantu Profesor Syamsuddin Mahmud.

Baltimore yang didatangi delegasi Aceh itu terletak di Negara Bagian Maryland, sekitar 80 kilometer sebelah utara Washington DC.

Dengan adanya kerja sama ini kelak, kata Cynthia, diharapkan pelabuhan di Aceh bisa cepat berkembang, karena bisa belajar banyak dari Baltimore Port. Terutama tentang bagaimana mengelola dan menjalankan bisnis pelabuhan yang efisien dan efektif.

MPA, seperti dilaporkan Syafruddin Chan, Kepala IOO Banda Aceh yang hadir dalam acara itu kepada Serambi kemarin, akan sangat senang memberi masukan, termasuk pengiriman delegasi ke Aceh untuk melihat dan mempelajari dari dekat kondisi pelabuhan yang ada di Aceh saat ini.

Sabang strategis

Richard E Powers, Direktur Pemasaran MPA menambahkan, secara geografis, posisi Sabang, sebagai salah satu pelabuhan yang ada di Aceh, sangatlah strategis, karena berada di bibir Selat Malaka yang lalu-lintas kapalnya sangat padat.

Sabang juga merupakan pelabuhan alam yang bebas dari lumpur dan sedimen kotoran lainnya. Bandingkan dengan Baltimore Port yang harus melakukan pengerukan sepanjang tahun agar jalur kapal tetap konsisten kedalamannya. Untuk pekerjaan ini, MPA harus mengeluarkan biaya tak kurang dari USD 7 juta per tahun. Dengan komparasi seperti itu, maka kian nyata bahwa Sabang punya posisi yang sangat bagus untuk dikembangkan menjadi transhipment port.

Pelabuhan tertua

Pelabuhan Baltimore merupakan pelabuhan tertua di AS. Bulan lalu, Baltimore Port baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-300. Pelabuhan ini punya tujuh terminal yang terdiri atas terminal automobil, komoditi, kontainer, barang curah (bulk), dan beberapa terminal private, seperti terminal gula dan lain-lain.


Dari segi ranking, Baltimore Port merupakan nomor satu di pantai timur AS dalam hal handling roll on-roll out (roro), seperti truk, traktor, mobil, dan lain-lain. Tahun 2006, pelabuhan ini menangani 627.951 kontainer. Dari segi tonase (berat) pelabuhan ini melayani 30 juta ton kargo.

Revenue sepanjang tahun 2006 yang disumbangkan oleh tujuh terminalnya adalah USD 2 miliar. Dengan pendapatan sebesar itu, pelabuhan ini menyumbang USD 278 juta kepada daerah dan negara dalam bentuk pajak. Itu belum termasuk sebesar USD 507 juta uang yang berhasil dikumpulkan oleh bea dan cukai di pelabuhan ini.

Dari sisi tenaga kerja, tak kurang 42.000 orang terserap dari aktivitas pelabuhan ini. Dengan rincian, 19.000 orang merupakan karyawan langsung (direct job) dan 23.000 orang karyawan tak langsung.

Tujuh terminal itu dikelola oleh entitas bisnis yang berdiri sendiri, tetapi semuanya berada di bawah payung MPA, sebagai perusahaan negara yang mengelola Pelabuhan Baltimore.

Pertemuan yang sangat konstruktif ini, kata Syafruddin Chan, ditutup dengan tur pengusaha Aceh ke terminal-terminal menggunakan boat bernama Marylin miliki MPA.

Menuju San Fransisco

Dilaporkan pula bahwa Gubernur Irwandi Yusuf bersama rombongan pengusaha Aceh pada Minggu (17/9) siang meninggalkan Washington DC menuju San Fransisco. Lalu, pada Senin siang (Selasa malam di Aceh), Gubernur Irwandi dan anggota delegasi akan bertemu dengan Asosiasi Biofuel (BBM berbasis tumbuhan) Amerika.

Sebelumnya, pada Sabtu lalu Gubernur Irwandi mengunjungi komunitas masyarakat Aceh di Harisburg Pensylvania, sekalian buka puasa bersama di sana.

Lawatan Irwandi Yusuf ke AS kali ini bertujuan untuk menggalang investasi dan dukungan masyarakat internasional, khususnya AS untuk memulihkan situasi Aceh pascatsunami dan pascakonflik.

Di samping itu, Irwandi akan menghadiri acara penganugerahan gelar kehormatan dari Oregon State University, tempat ia dulu pernah kuliah dan meraih gelar MSc. Belakangan, setelah menjadi Gubernur Aceh, Irwandi melarang wartawan mencantumkan gelarnya itu di media massa. Ia bahkan memplesetkan kepanjangan MSc dari master of science menjadi master of conflict. (dik)





1 comments:
gravatar
tips beli rumah mengatakan...
29 Mei, 2010 07:17  

Banyak yang ngespam tuh mas.... Aktifin dunk chapcanya...

Posting Komentar